Allahumma sholli alaa sayyidina muhammad wa aalihi washohbihi wassalim

Marhaba Ya Syahro Romadhon Marhaban Ya syahro Syiam.

Senin, 16 Mei 2011

Tuntunan Shalat Jama'ah

Nara Sumber : Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Pokok Bahasan : TASAWUF
Judul : Tuntunan Shalat Jama’ah


Asssalamu’alaikum Wr. Wb.

Pada shalat jama’ah hendaknya ma’mum menunggu imam selesai mengucapkan takbiratul ikhrom dengan sempurna sampai imam selesai mengucapkan “Allahu Akbar”, baru kemudian ma’mum mengikuti imam mengucapkan takbiratul ikhrom dengan diiringi niat di dalam hati.

Mendahului atau membarengi imam dalam hal takbiratul ikhrom, maka shalatnya dianggap tidak sah. Bila jama’ah berbarengan dengan imam dalam segala gerakan shalat kecuali takbiratul ikhrom, maka apa yang dilakukan ma’mum tersebut makruh saja, akan tetapi apabila perbuatan tersebut tidak melebihi 2 (dua) rukun fi’li (rukun gerakan). Dan perbuatan tersebut dapat meluputkan dari fadhilah berjama’ah untuk rukun fi’li yang membarengi atau mendahului gerakan imam tersebut.

Dalam shalat berjama’ah ma’mum tidak boleh tertinggal dengan imam sebanyak 3 (tiga) rukun fi’li, hal tersebut dapat mengakibatkan batalnya shalat. Demikianpula halnya apabila jama’ah mendahului imam melebihi 2 (dua) rukun fi’li, hal tersebut dapat membatalkan shalat pula.

Dan seharusnya kamu menjadikan seluruh kerjaan-kerjaan shalat kamu dikerjakan setelah imam. Orang yang menurunkan atau mengangkat kepala atau anggota tubuhnya mendahului imam, maka sesungguhnya “bun-bunannya” atau kepalanya berada dalam “genggaman” setan.

Hendaklah kamu bergegas atau bersegera untuk berusaha mendapatkan “sof” atau barisan yang pertama, akan tetapi tanpa mengganggu orang lain.
Baginda Nabi pernah bersabda: “ Selalu senantiasa suatu kaum selalu tidak berusaha untuk mendapatkan sof/barisan yang pertama, sehingga Allah akan menunda Rahmat dan KaruniaNya kepada kaum tersebut.”

Allah memberikan Rahmat kepada hamba-hambanya yang shalat di sof yang awal atau pertama. Nabi selalu memohon 3 (tiga) kali ampunan untuk jama’ah yang berada di sof yang pertama, dan hanya meminta 1 (satu) kali ampunan untuk jama’ah shalat yang berada di sof yang kedua.

Hendaknya kamu merapatkan dan meluruskan barisan dalam shalat berjama’ah. Sebagaimana sangat dianjurkan atau diutamakan bagi imam untuk menganjurkan jama’ah untuk merapatkan atau meluruskan barisan dalam shalat berjama’ah. Dalam memimpin shalat berjama’ah Nabi sangat mengharapkan agar jama’ah merapatkan dan meluruskan barisan dalam shalat dan Nabi sendiri yang menanganinya langsung. Dan Nabi berkata: “Jika kamu tidak merapikan dan meluruskan barisan kamu dalam shalat, maka Allah akan memisahkan atau menceraikan hati-hati kalian.”

Keutamaan merapikan dan merapatkan barisan juga berlaku dalam hal menuntut ilmu. Allah memberikan pahala yang besar kepada orang yang berada pada barisan depan dan yang terdekat dengan guru. Sangat dianjurkan pada saat kita mengaji berada dihadapan guru, sehingga antara guru dengan murid berada dalam posisi yang rapat.

Nabi bersabda: “Demi Allah yang nyawaku berada dalam genggamannya, aku melihat setan berada dalam celah barisan yang tidak rapat seperti anak-anak domba.”

Hendaknya kamu selalu menjaga shalat lima waktu dengan berjama’ah. Habib Abdullah Al Haddad belum pernah melaksanakan shalat lima waktu sendiri atau tidak berjama’ah.

Fadhilah dari shalat berjama’ah, Allah akan mengampuni dosa-dosa dari seluruh jama’ah berkah dari imam yang sholeh. Apabila imam shalat berjama’ah bukan termasuk orang yang sholeh, maka Allah akan mengampuni dosa dari imam dan jama’ah yang lain berkah dari ma’mum yang sholeh. Apabila imam dan seluruh ma’mum bukan merupakan orang sholeh, maka Allah akan tetap mengampuni dosa mereka semua berkah dari shalat jama’ah yang mereka kerjakan.

Kelebihan shalat berjama’ah dari pada shalat sendiri adalah 27 derajat atau 27 kali dari shalat yang dikerjakan sendiri.