Allahumma sholli alaa sayyidina muhammad wa aalihi washohbihi wassalim

Marhaba Ya Syahro Romadhon Marhaban Ya syahro Syiam.

Selasa, 19 April 2011

Adab Dalam Shalat

Adab Dalam Shalat

Pokok Bahasan : TASAWUF

Judul : Adab Dalam Shalat

Nara Sumber : Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf

Sumber : http://alkifahi-altsaqafy.blogspot.com/

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Baguskan berdiri kita sewaktu shalat. Baguskan kita punya bacaan dalam shalat secara “tartil”. Jalankan adab-adab dalam shalat, sempurnakan ruku, sujud dan rukun-rukun yang lainnya, serta kerjakan sunah-sunah dalam shalat.

Menjaga diri dari pada yang menyebabkan berkurangnya nilai shalat di hadapan Allah SWT. Bila kamu mengerjakan shalat dengan sempurna dan memelihara adab-adabnya, maka di akhirat kelak shalat kita akan menjelma menjadi makhluk yang putih, dan shalat kita akan berkata: “Semoga Allah menjaga dan memelihara kamu sebagaimana kamu memelihara aku.”

Apabila kita tidak dapat mengerjakan shalat dengan sempurna dan tidak dapat memelihara adab-adabnya, maka di akhirat kelak shalat kita akan menjelma menjadi makhluk yang hitam dan gelap dan shalat kita akan berkata: “Semoga Allah mengabaikan kamu sebagaimana kamu mengabaikan aku.”

Tidak ada keuntungan yang akan diperoleh seseorang apabila ia tidak dapat menghadirkan hatinya didalam shalat (tanpa memikirkan urusan-urusan lainnya).

Seorang ulama Hassan Al-Bassry berkata: Semua shalat (wajib ataupun sunnah) yang tidak “hadir/khusyu”, maka lebih dekat dengan siksa Allah dibandingkan dengan pahala yang akan diperoleh.”

Setan sangat giat/semangat dalam membimbangkan hati seorang mu’min dari shalatnya, sampai-sampai setan ini dapat membuka segala apa-apa yang menjadi kebutuhan orang yang shalat. Setan dapat mengingatkan segala hal yang tadinya kita lupakan diluar shalat, di waktu shalat semua itu dapat teringat sehingga shalat kita tidak “khusyu”.

Apabila seseorang sudah berusaha keras untuk khusyu dalam shalatnya, akan tetapi tetap tidak dapat khusyu, maka sebagian ulama mengatakan penyebabnya dapat terjadi karena kurang sempurnanya dalam wudhu. Karena sempurnanya wudhu merupakan pangkal dari sah atau tidaknya shalat kita.

Untuk mengetahui apakah para sohabatnya dapat khusyu dalam shalat, Rasullah pernah mengadakan sayembara di hadapan para sohabat. “Barang siapa dapat melaksanakan shalat dengan khusyu dari sejak niat sampai salam, maka aku akan berikan “ridha-ku” yang hijau ini.” Semua sohabat tidak ada yang berani mengangkat tangan, terkecuali Syaidina Ali bin Abi Thalib. Setelah Syadina Ali menyelesaikan shalatnya, Rasullah bertanya: “Bagaimana wahai Ali, Apakah kamu dapat shalat dengan khusyu dari awal sampai akhir?” Syadina Ali menjawab: “Wahai Rasullah, dari mulai niat sampai menjelang salam aku dapat khusyu, akan tetapi saat akan mengucapkan salam aku teringat akan ridha yang akan kau berikan.”

Jika tidak ada hasil dari yang diusahakan (ke-khusyu-an), maka bisa jadi kita keluar dari shalat dengan menanggung dosa kepada Allah.

Cara membentengi diri kita dari godaan setan yang terkutuk, bacalah surrah: An-Naas sebelum shalat.

Dituntut bagi kita untuk tidak melazimkan/membiasakan membaca surrah tertentu setelah membaca surrah Al-Fatehah, kecuali bila syareat menganjurkannya. Misalnya ada hadist Nabi yang menganjurkan membaca surrah tertentu pada waktu shalat.

Jangan sekali-kali kamu melazimkan/membiasakan membaca surrah-surrah pendek jika kamu menjadi imam, seperti Qulya, Qulhu, Al-Falaq, An-Naas ataupun Ina’atoina.

Dalam suatu riwayat seorang sohabat yang bernama Mu’az bin Jabbar memimpin shalat berjama’ah pada suatu kaum, dalam shalat berjama’ah tersebut Mu’az membaca surrah setelah Al-Fatehah terlalu panjang sehingga ada sebagian jama’ah merasa gelisah. Kemudian jama’ah tersebut mengadukan hal tersebut kepada Bagainda Nabi. Rasullah menegur sohabat Mu’az dengan berkata: “Wahai Mu’az, apakah engkau ingin membuat orang ‘kapok’/tidak ingin lagi melaksanakan shalat berjama’ah?”

Jadi kesimpulannya, saat kita menjadi imam janganlah membaca surrah-surrah yang pendek dan jangan pula membaca surrah-surrah yang terlampau panjang, bacalah surrah-surrah yang sedang-sedang saja seperti: Wassamsyi, Wadhuha, Syabihis dll.

KEUTAMAAN SHALAT DHUHA


shalat Dhuha ialah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu Matahari

sedang naik, yaitu kira-kira setinggi lebih kurang 7 (tujuh) hasta atau

sekitar setinggi satu tombak yaitu antara pukul 07.00 pagi sampai masuk

waktu Dzuhur, ( sekitar pukul 11.00 siang ).
Adapun dalil Shalat Sunnat Dhuha adalah sabda Rosulullah SAW

dalam beberapa Hadist dari Sahabat Abu Huraira ra antara lain sebagai

berikut :
• Bersabda Rosulullah SAW :
“ Siapa saja yang dapat mengerjakan Shalat Dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan. “( HR Tirmidzi )
• Nabi Muhammad SAW bersabda :
“ Sesungguhnya di Surga itu ada pintu yang disebut pintu Dhuha, makatatkala di hari Kiamat nanti ada panggilan khatib : “ Siapakah orang yangsuka membiasakan shalat Dhuha ? Inilah pintu kamu sekalian, masuklah kamus ekalian dengan penuh Rahmat Allah SWT. “ ( HR Thabrani )
• Abu Hurairah ra pernah berkata :
“ Di perintahkan kepadaku oleh kekasihku Nabi SAW untuk berpuasa 3 (tiga) hari pada tiap-tiap bulan, mengerjakan 2 ( dua ) rakaat Shalat SunnatDhuha, dan supaya saya berwitir sebelum tidur.” ( HR Bukhari dan Muslim)
• Dari Mu’im bin Hammar, bahwasanya Nabi SAW bersabda :
“ Tuhanmu yang Maha Tinggi telah berseru : “ Hai anak Adam ! Shalatlahempat rakaat bagi Aku dari awal siang. Maka Aku akan cukupkan engkau diakhir siang itu”. ( HR Ahmad dan Abu Daud )
• Dari Aisyah ra, ia berkata : “ Adalah Rosulullah SAW biasa Shalat
Dhuha 4 ( empat ) rakaat dan ia menambah ( sebanyak mungkin ) menurut apa yang dikehendaki Allah SWT.” (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah )
• Dari Ummu Hani diceritakan, sesungguhnya ia pernah datang kepadaNabi SAW pada tahun di taklukkannya kota Mekkah. Waktu itu, Nabi SAW berada di bagian atas kota Mekkah. Lalu Rosulullah SAW berdiri menuju ketempat mandinya. Fatimah lantas mendinginkannya. Kemudian ia mengambilpakaiannya dan berselimut dengan pakaian itu. Selanjutnya, ia Shalat 8 (delapan ) rakaat, yaitu Shalat Dhuha. ( HR Ahmad, Bukhari dan Muslim )Adapun keutamaan ( fadhilah ) Shalat Sunnat Dhuha perhatikan

Hadist-Hadist Rosulullah SAW seperti berikut :
• Nabi Muhammad SAW bersabda :
“ Pada tiap pagi dianjurkan atas diri seseorang dari kamu untuk
bersedekah. Maka tiap-tiap tasbih itu sedekah dan tiap-tiap tahmid ( puji ) itu sedekah. Pada tiap-tiap tahlil pun sedekah dan tiap-tiap menyuruhkepada kebaikan itu juga sedekah. Begitu pula mencegah kemungkaran itusedekah. Namun diantara semua itu cukuplah sebagai penggantinya ialah mengerjakan dua rakaat Dhuha. “ ( HR Muslim dan Abu Dzar )
• Dari Abdullah bin Buraidah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa ia
pernah mendengar Rosulullah SAW bersabda :
“ Dalam diri manusia itu ada 360 ( Tiga Ratus Enam Puluh ) ruas yang
setiap darinya diharuskan bersedekah. Para Sahabat bertanya : Kalau
begitu, siapa yang mampu berbuat demikian ya Rosulullah ?
Rosulullah SAW
menjawab : “ Mengeluarkan dahak di Masjid lalu ditanamnya atau
menyingkirkan sesuatu gangguan dari jalan, itu juga sedekah. Tetapi kalau engkau tidak bisa, kerjakanlah dua rakaat Dhuha. Karena itu mencukupi dari semua itu “ ( HR Ahmad dan Abu Daud )
Saudaraku, sesama Muslim.Begitu banyak fadhilah, keutamaan Shalat Sunnat Dhuha, seyogyanya sebagai muslim yang baik tergerak hati kita untuk mengerjakan ( mengamalkan)Shalat Sunnat Dhuha. Betapa tidak, kapan lagi kita akan mendapatkan kesempatan untuk meraih, menggapai pahala untuk bekal akhirat kita ?

ayo, saudaraku, jangan ragu dan bimbang lagi, mari dengan ikhlas kita

mengerjakan Shalat Sunnat Dhuha.

• Cara mengerjakan Shalat Dhuha.
1. Niat Shalat Dhuha :

2. Surat yang dibaca setelah Al-Fatihah :
a. Pada rakaat pertama surat Asy-Syams.
b. Pada rakaat kedua surat Adh-Dhuha.
3. Selesai shalat, membaca do’a sebagai berikut :

“ Ya Allah, ya Tuhanku, bahwa kami waktu Dhuha itu milik Engkau dan

kebajikan ( kemewahan ) itu milik Engkau, dan keindahan itu milik Engkau

dan kekuatan itu milik Engkau dan kekuasaan itu milik Engkau dan

pemeliharaan itu milik Engkau. Ya Allah, Tuhanku, jika keadaan rezekiku

di langit, maka turunkanlah dan jika adanya didalam bumi maka

keluarkanlah dan jika adanya didalam air atau dilaut maka keluarkanlah ia

dan jika ia lambat, percepatlah dan jika ia sulit, gampangkanlah dan jika

ia haram, sucikanlah dan jika jauh, dekatkanlah ia dan jika sedikit,

perbanyaklah ia padaku dan jika banyak, berkahilah ia bagiku dan

sampaikanlah dimana saja aku berada. Janganlah Engkau pindahkan aku ke

tempat itu, dan jadikanlah tanganku diatasnya, untuk menjadi pemberi dan

janganlah tanganku dijadikan dibawah untuk jadi tukang minta.

Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu dengan hak ( bekal )

Dhuha Engkau, kebagusan Engkau, keindahan Engkau, kekuatan Engkau,

kekuasaan Engkau dan pemeliharaan Engkau. Tiada daya dan kekuatan,

kecuali dengan pertolongan Engkau. Berilah aku apa yang Engkau engkau

kepada hamba-hamba Engkau yang soleh. Dan sampaikanlah shalawat kepada

Nabi Muhammad SAW dan keluarganya beserta para Sahabatnya. Semoga mereka

mendapat keselamatan dan segala Puji bagi Allah, Tuhan Seru Sekalian

Alam.”
Saudaraku, kerjakanlah Shalat Sunnat Dhuha setiap pagi, paling

sedikit 2 ( dua ) rakaat atau 4 ( empat ) rakaat atau 6 ( Enam ) rakaat

dan paling banyak 8 ( delapan ) rakaat.

Insya Allah bermanfaat..

Minggu, 17 April 2011

Anjuran Bersholawat Kepada Nabi Setelah Adzan

Pokok Bahasan : TASAWUF

Judul : Anjuran Bersholawat Kepada Nabi Setelah Adzan

Nara Sumber : Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf

Sumber : http://alkifahi-altsaqafy.blogspot.com/

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Disunnahkan bagi mu’azin dan mukimin (orang yang sudah berada di dalam masjid) agar setelah mendengarkan suara adzan, bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW. dan memohon kepada Allah agar mengangkat derajat Nabi Muhammad SAW. sebagaimana doa yang biasa kita baca setelah adzan.

Dianjurkan memperbanyak membaca doa antara waktu Adzan dan Qomat. Karena ada Hadist Nabi yang menyatakan bahwa doa antara Adzan dan Qomat tidak di tolak oleh Allah. Diantara doa yang warid pada waktu tersebut adalah:

ا للهم انى أسأ لك العا فية فى الد نيا والاخرة

Artinya:

“Ya Allah aku mohon kepadaMu keselamatan di dunia dan akhirat.”

Sesungguhnya telah datang anjuran dari Hadist Nabi tentang anjuran membaca doa ini tidak hanya diantara Adzan dan Qomat tetapi di setiap doa kita.

Hendaknya kamu melazimkan bersegera untuk melaksanakan shalat diawal waktu. Bagi yang tidak dapat melaksanakan shalat di awal waktu, maka harus ada “adzam” (keinginan kuat untuk melaksanakan shalat pada jam ….), karena kita tidak tahu kapan ajal/umur kita akan sampai.

Yang dimaksud shalat di awal waktu adalah: Sebelum masuk waktu shalat, kita sudah wudhu dan sudah berada di dalam masjid. Apabila tidak dapat mengerjakan seperti itu, setidaknya kita segera bersiap menuju ke masjid pada saat mendengar suara adzan.

Shalat di awal waktu mendapatkan derajat: Ridho Allah رضوان الله

Shalat di akhir waktu mendapatkan derajat: Ampunan Allah

Derajatnya lebih rendah bila dibandingkan dengan derajat yang pertama.

Sebelum dan sesudah shalat wajib kerjakan shalat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah. Apabila ada udzur tidak dapat melaksanakan shalat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah pada waktu tersebut, maka segera kita qodho bila ada kesempatan di lain waktu. Jangan meremehkan shalat sunnah Qobliyah dan Ba’diyah.