Allahumma sholli alaa sayyidina muhammad wa aalihi washohbihi wassalim

Marhaba Ya Syahro Romadhon Marhaban Ya syahro Syiam.

Rabu, 28 Juli 2010

Memperbaharui dan Menjaga Wudhu

Asssalamu’alaikum Wr. Wb.

Hendaknya kamu memperbaharui wudhu setiap akan melaksanakan shalat fardhu, meskipun kita masih dalam keadaan suci (belum batal wudhu).

Niat untuk memperbaharui wudhu berbeda dengan niat wudhu karena berhadas. Apabila kita berwudhu karena berhadas maka niatnya adalah: “Nawaitul wudhua’ lirobbhil hadasil asgor ada’ lilahitaala”. Sedangkan apabila kita berwudhu karena ingin memperbaharui kita punya wudhu, maka niatnya adalah: “Nawaitu tajidul wudhu ada’ lillahitaala”.

Allah berpesan kepada Nabi Musa AS.: “Apabila kamu kena musibah dalam keadaan tidak berwudhu, maka jangan sesali diri dan menyalahkan orang lain.”

Wudhu banyak khasiat dan faedahnya. Salah satunya Wudhu adalah Silahul Mu’min (Senjatanya orang Mu’min), musuh tidak akan mendekat apabila seseorang memiliki senjata. Syech Sa’roni berkata: “Hendaknya kamu menjaga punya wudhu, agar kamu menjadi orang ahli kasyaf (dapat melihat apa-apa yang terhalang oleh mata biasa).

Pada saat Baginda Nabi Muhammad SAW. sedang bermi’raj, di surga Nabi mendengar suara sandal atau terompah, kemudian Nabi bertanya kepada Malikat Jibril AS.: “Suara apakah itu wahai Jibril?” Jibril menjawab: “Suara itu adalah terompah salah seorang sohabatMu yang bernama Bilal.” Nabi heran amalan apakah yang dilakukan Bilal sehingga mendapatkan kemulyaan seperti itu. Dilain waktu Nabi bertanya kepada Sohabat Bilal: “Wahai Bilal amalan apakah yang engkau harapkan akan diterima di sisi Allah SWT?” Bilal kemudian menjawab: “Tidak ada amalan yang sangat Aku harapkan diterima Allah kecuali dengan menjaga Aku punya wudhu dan shalat sunnah 2 raka’at sesudahnya.”

Ada seorang lelaki datang menjumpai Syech Hasan As Syatiri, orang tersebut mengutarakan maksudnya ingin mempelajari ilmu kimia untuk mendulang emas. Maka Syech Hasan As Syatiri menganjurkannya untuk bermukim selama 1 tahun disekitar tempat tinggal beliau dan menjaga wudhunya. Setelah 1 tahun kemudian orang tersebut pergi menimba air untuk berwudhu, bukannya air yang didapat melainkan emas dan perak yang ada dalam ember. Orang laki-laki tersebut menuang kembali emas dan perak kedalam sumur, kemudian dia memasukkan ember kembali kedalam sumur, tetapi begitu ditarik ternyata isinya tetap sama, yaitu emas dan perak, bukan air. Kemudian lelaki tersebut menjumpai Syech Hasan As Syatiri dan menceritakan tentang peristiwa tersebut, kemudian Syech Hasan As Syatiri berkata: “Tujuan kamu menemuiku pada awalnya adalah untuk mempelajari ilmu kimia untuk kau gunakan mendulang emas, sekarang dalam tubuhmu telah meresap ilmu kimia dari sebab kamu menjaga punya wudhu.
Pada akhirnya orang lelaki tersebut menjadi juru da’wah, ia melupakan cita-citanya atau keinginannya semula. Dengan menjaga wudhu menjadikannya sebagai seorang ahli zuhud (berpaling dari kemewahan dunia).

Hendaknya kamu berwudhu setiap akan membaca Al Qur’an (meskipun dapat membaca Al Qur’an tanpa wudhu dengan tidak menyentuhnya), membaca Dzikir, menuntut ilmu, membaca kitab dan lain-lain.

Jalankan sunnah Nabi dalam berwudhu dan mandi, seperti niat dan membaca doa. Pada hari Jum’at disunnahkan mandi menjelang hadir pada shalat Jum’at atau mandi pada pagi hari di hari Jum’at apabila tidak memungkinkan mandi menjelang shalat Jum’at. Jangan lupa membaca niat agar kita mendapat pahala sunnah.

Nomor : 0019/MT-ALKIFAHI/VII/2010
Ta’lim Tanggal : Minggu, 25 Juli 2010
Nara Sumber : Al Ustdz. Al Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf
Pokok Bahasan : TASAWUF
HADIRILAH PENGAJIAN Majlis Ta’lim AL KIFAHI AL TSAQAFY!! Setiap hari MINGGU pagi,,